Monday, March 6, 2017

Da Nang dan Hoi An hari ke 6-7 (Part 3)


BACKPACKERAN  DI HO CHI MINH-HANOI-DA NANG-HOI AN-NHA TRANG-PNOMPH PENH-POIPET-ARANYAPRATHET-BANGKOK-HATYAI-PENANG-MALAKA-KUALA LUMPUR
16D 15N / 19 DES 2016 -03 JAN 2017
Bismillah…..

Hari ke 6 Da Nang

Kalau kita dulu sering menonton film-film bertemakan perang, terutama film-film seperti Rambo, ataupun film seri Tour Of Duty tentunya kota ini sudah tidak asing lagi bagi kita untuk mendengarnya, ya Kota Da nang merupakan pintu gerbang tempat di mana pasukan Vietnam Utara menyerang saudaranya pasukan Vietnam Selatan, karena letaknya persis di tengah antara utara dan selatan sehingga kota ini merupakan pintu gerbang bagi pasukan Vietnam Utara untuk menyerang, dan sebaliknya menjadi benteng pertahanan pertama bagi pasukan Vietnam Selatan bersama sekutunya untuk mencegah masuknya Pasukan Vietnam Utara.


Dà Nng merupakan nama kota di Vietnam Tengah. Letaknya di bagian timur. Tepatnya di region South Central Coast Pa, kota ini memiliki jumlah penduduk sebanyak 752.493 jiwa dengan memiliki luas wilayah 1.256 km². Kota ini memiliki angka kepadatan penduduk sebesar 599 jiwa/km².
  

Kami sekeluarga berada di Kota Da nang pada hari ke 6 perjalanan kami, sebelumnya Kota Da nang tidak masuk dalam destinasi kunjungan kami sekeluarga, schedule awal rencannya begitu sampai di stasiun/Ga Da Nang langsung ikut bus kota menuju Kota Hoi An, akan tetapi setelah memikirkan tenaga yang akan terkuras dari perjalanan Ha Noi – Da nang, kami putuskan untuk bermalam saja di Da nang, (keputusan yang akhirnya membuat kami kecewa)

Kami Tiba Di Stasiun/Ga Da Nang sekitar jam 15.00, menggunakan Kereta Api SE 19 yang berangkat dari Ha Noi pada malam harinya, Kereta Api SE 19 ini  adalah kereta buatan Indonesia dan umurnya lumayan udah uzur…bunyi gesekan besi-besi berkarat terdengar sepanjang malam, fasilitas kereta apinya juga agak kurang lengkap, dimana tempat colokan listrik terbatas dan jarak antara kursi tidak jauh, sehingga agak menyulitkan ketika ingin bersandar full, yang membedakan mungkin adalah petugasnya, karena hampir semua petugas untuk kereta api ini adalah cewek.




 Kondisi dalam kereta…

Pintu Masuk stasiun/Ga Danang

Untuk memesan taksi di stasiun/Ga Da Nang tidak sulit, ketika kita berada di pintu keluar akan ada petugas resmi dari operator taksi Mailinh yang akan mencatat tempat tujuan kita dan jumlah orang yang berada dalam mobil, kami sekeluarga yang berlima dicarikan mobil sejenis Toyota Inova, dan pembayaran dilakukan pada saat kita sampai di tujuan sesuai dengan argo yang tertera.

Perjalanan kami dari Ga Da Nang ke hotel Champa sekitar 30 menitan, di sebabkan hujan lebat dan kami membayar biaya argo tidak sampai sebesar VND 100.000, akan tetapi kami bayar digenapin aja, itung-itung sisanya sebagai tips, apalagi kalo di liat sopirnya baik, buktinya mobil kita ngak diajak-ajak berputar dan langsung menuju hotel, dan sepanjang jalan sopir bercerita tentang tempat wisata kota Da Nang, dan modus scam (penipuan) yang dilakukan oleh supir taksi di Da Nang dengan cara memutar jalan agar argonya tambah banyak.

Rute abu-abu adalah rute kami dari Ga Da Nang ke Hotel Champa

Kesempatan bertemu supir yang baik ini kami manfaatkan untuk bertanya biaya drof mobil untuk mengantar kami dari Da Nang ke Hoi An, dan si sopir menyatakan bahwa biaya argo paling mahal sebesar sekitar VND 380.000, kemudian saya bertanya apakah besok jam 12 siang dia bersedia mengantar kami sekeluarga ke Hoi An, dan si sopir mengganguk menyatakan setuju.

Sebenarnya untuk ke Hoi An dari Da Nang ada bus regular berwarna kuning yang bolak-balik tarifnya sekitar VND 20.000,  akan tetapi haltenya tidak melewati jalan di dekat hotel kami, dan di tidak dapat mengantar ke lokasi yang di tuju ketika di Hoi An, sehingga alternative menggunakan bus ini walaupun murah kami lewatkan

Ini Bus Da Nang – Hoi An PP, naiknya di halte yang telah disediakan ya..

Kami menginap di Hotel Champa Da Nang dengan melakukan resevasi di www.agoda.com  yang kami booking sekitar bulan Oktober 2016 dan mendapatkan discount 60 % dengan rate kamar sebesar Rp. 146.000 untuk 2 kamar ( murah khan), akan tetapi di harga murah inilah sumber bencananya….
Lanjut ya….
Kami check in di hotel Champa Da Nang sekitar jam 16.00 dan di terima dengan baik oleh resepsionisnya, kami mendapatkan 2 kamar di lantai 2 dan lantai 3 , selesai check ini kami membersihkan diri, mengeluarkan semua pakaian kotor  dan mempersiapkan untuk makan malam


Loby di hotel Champa
 Veiw Hotel Champa

Sekitar Pukul 18.00 kejadian yang tidak mengenakan itu datang…
Tiba-tiba resepsionist mengetuk kamar kami dan menyatakan bahwa kami sekarang juga harus keluar dari kamar membawa seluruh barang-barang kami, karena akan di pindahkan ke hotel lain, tentu saja kami bingung dan bertanya-tanya apa yang terjadi.

Di loby selain resepsionist ada juga owner dari Champa hotel, di sini kami baru tahu bahwa hotel Champa baru saja berganti owner, dan owner yang baru ini menyatakan harga/rate  Rp. 146.000,- (discount 60 %) untuk 2 kamar adalah harga yang terlalu murah dan merugikan hotel Champa, kemudian owner yang baru mengatakan  akan membatalkan kesepakatan yang dibuat owner sebelumnya dengan agoda, dan melalui agoda akan mengembalikan uang kami, selanjutnya kami dipersilahkan mencari hotel lain.

Tentu saja hal ini membuat kami bingung dan sedikit panic, apalagi si owner ngak bisa berbahasa inggris, percakapan hanya melalui resepsionisnya, belum lagi hari semakin malam, daerahnya juga sepi, kami pikir-pikir kalo nurutin emosi pasti ribut nih, ada sekitar 30 menitan kami duduk bingung di loby hotel dengan tas yang awut-awutan isinya,  tanpa bisa melakukan apa-apa.

Akhirnya kami mencoba ngalah aja apalagi anak-anak sudah capek dan hari mulai malam, selanjutnya melalui resepsionis kami bertanya dapatkah kami membooking  1 kamar saja untuk berlima dan berapa taripnya? resepsionist kemudian bertanya menggunakan bahasa Vietnam kepada ownernya dan akhirnya didapatkan harga sebesar VND 300.000/kamar, selanjutnya kami nego lagi, apakah bisa Cuma menggunakan 1 kamar saja untuk 5 orang, dan kembali resepsionis bertanya kepada ownernya dan akhirnya deal VND 400.000/kamar untuk 5 orang.
Alhamdulillah…. Lega rasanya, selanjutnya kami membawa tas-tas kembali ke kamar lagi(walau cuma 1 kamar)

 Malamnya saya mengirim email ke Agoda.Com.. ini bunyi emailnya


Besoknya agoda membalas



Kami ngak mau repot di mintaiin bukti pembayaran VND 400.000 oleh agoda.com, kami email lagi

Dan ini jawaban agoda.com


Kami ngak mau repot di mintaiin bukti pembayaran VND 400.000 oleh agoda.com, kami email lagi


Dan ini jawaban agoda.com


Syukur alhamdulillah agoda sangat bertanggung jawab, mereka (agoda) mengembalikan uang kami sesuai resevasi awal sebesar Rp.146.000 untuk 2 kamar dan selisih biaya pembayaran VND 400.000 sebesar Rp 105.934.
Thanks Agoda…

Hari ke 7 Da Nang dan Hoi An

Esoknya kami masih memiliki waktu hingga jam 12.00 siang sebelum pergi ke Hoi An, hal ini kami manfaatkan untuk berjalan-jalan dan  berenang di Pantai Da Nang, akan tetapi oleh karena ombaknya sangat besar dan cenderung membahayakan, maka kami membatalkan rencana untuk berenang dan mengantinya dengan berjalan-jalan dan berfoto ria
Garis pantai Da Nang panjang sekali sejauh mata memandang hanya garis pantai yang di liat, dan menghadap ke laut china selatan sayangnya pantai Da Nang menghadap ke selatan, sehingga kita tidak akan bisa melihat sunrise maupun sunset di pantai ini, dan untuk ukuran pantai di kota besar, pantai ini termasuk sepi, hanya ada beberapa orang yang bermain dipantai dan disepanjang pantai banyak sekali pembangunan  hotel-hotel berbintang sehingga mungkin baru 5-10 tahun lagi pantai-pantai disini akan ramai.
Foto-Foto ini mewakilinya :

Jalan Menuju Da Nang Beach penuh dengan hotel-hotel yang lagi dibangun.



Kawasan pedestrian di pinggir pantai… masih sepi

Toilet di kawasan pedestrian pinggir pantai 




Waaahh… kereneeen…
 Fasum di Vietnam rata-rata menyediakan  alat kebugaran 


Jalan rayanya juga sepi ya

Sampai juga di pantai...

  Gak ada yang mandian di pantai....
 Jalan-jalan dipinggir pantai saja yaa

Tuuuh…ada plosotan untuk anak-anak juga…
Hanya bisa memandang lautan yang sedang tidak bersahabat karena ombaknya sungguh dasyat tidak memungkinkan untuk mandi dan bermain dipantai 

 Capee…istirahat di taman dulu….
 Puas jalan-jalan dipantai, kami balik lagi ke hotel….
Oiya…kiri kanan jalan ini banyak kulinernya lho tapi….kami gak bakal makanlah hehehe…
Tiba di hotel kami istirahat sebentar dan mulai berkemas untuk melanjutkan perjalanan kami berikutnya ke kota Warisan Dunia (World Heritage) Hoi An

HOI AN World Heritage
Hoi An adalah kota bersejarah yang pada Tahun 1999 diakui oleh UNESCO sebagai salah satu Kota Warisan Dunia (World Heritage). Letaknya di provinsi Qung Nam di bagian sentral Vietnam. Dengan luas hanya sekitar 60 km per segi dan 120.000 jiwa penduduk, ia telah menjadi salah satu tujuan utama para tourist ke Vietnam,  Hoi An  merupakan  Kota kuno yang terletak di pusat Quang Nam Province Viet Nam , di tepi utara dekat muara Sungai Thu Bon dan merupakan kota dagang pada abad 15 sampai abad ke-19 yang diperdagangkan secara luas , baik dengan negara-negara Asia Tenggara, Asia Timur dan dengan seluruh dunia.

Perjalanan kami di mulai pada pukul 12.00 siang sesuai dengan kesepakatan yang di buat dengan sopir taksi mailinh yang mengantar kami kemarin, dan jam 12 kurang kami check out dari hotel dan ketika turun kami sudah ditunggu oleh sopir taksi yang ternyata “sopirnya bukan yang kemaren” mulailah timbul feeling tidak enak dari kami, barulah kami mengerti, mengapa sopir kemaren tidak mau diminta no hp nya, dan ketika kami tanyakan kemana sopir yang telah sepakat dengan kami kemaren, si sopir menyatakan bahwa bahwa sopir tersebut tidak bisa menjemput dan di gantikan oleh dia.

Akhirnya kami pasrah aja dan berharap tidak terjadi apa-apa, dan sebelum berangkat kami foto mobil mailinhnya, dan meminta si sopir untuk mengantar kami ke Dragon Bride Da Nang ( jembatan Naga) terlebih dahulu.


Perjalanan ke Hoi An kami sempatkan untuk berputar sebentar ke Dragon Bride guna berfoto sebagai kenang-kenangan, dan Alhamdulillah sesuai dengan estimasi biaya kami membayar sebesar VND 485.000 yang kami genapkan menjadi VND 500.000 untuk jarak sekitar 35 Km, dimana biaya tersebut sudah termasuk ongkos berputar ke Dragon Bridge.

Sekitar Pukul 13.00 kami tiba di Hoi An dan saya meminta sopir untuk menurunkan kami di kantor Sinh Tourist di alamat 587 Hai Bà Trưng, Cm Phô, Tp. Hi An, Qung Nam, Vietnam, dan setelah membayar biaya argo, segera saya menukar bukti pembayaran dengan tiket sleeping bus Hoi An ke Nha Trang

Oh ya kami membeli tiket Sleeping Bus Hoi An ke Nha Trang melalui website  www.thesinhtourist.vn dengan harga VND 249.000/orang,
Cara membelinya seperti membeli tiket-tiket lainnya, tinggal memilih kota asal dan tujuan, yang membedakan mungkin Cuma pembayaran saja yang hanya bisa dilakukan melalui kartu kredit.
Contoh ya :
Buka Websitenya

Pilih Transportation lanjut Bus Ticket

Klik add to cart, akan muncul
Pencet Proceed selanjutnya ikuti aja perintahnya

Di Hoi An kami berjalan-jalan di seputaran Hoi An Ancient Town/World Heritage saja karena memang di situ lokasi obyek wisatanya dan cukup hanya berjalan kaki untuk mengitari Ancient Town ini.

Ini maps ancient  town Hoi An

Untuk memasuki kawasan ini biasanya wisatawan mancanegara di suruh membeli tiket  masuk terlebih dahulu dengan harga USD 4, dan nantinya di perkenankan untuk masuk di 5 (lima) lokasi obyek wisata, akan tetapi apabila kita tidak membeli tiket juga tidak apa-apa, nantinya kita hanya boleh berfoto di depan obyek wisata saja, pada hari-hari yang tidak ramai biasanya petugasnya akan berjaga-jaga disetiap jalan menuju ancient town Hoi An untuk menyuruh kita membeli tiket, akan tetapi ketika kami berkunjung kesana bertepatan dengan tanggal 25 desember sehingga pengunjungnya ramai sekali, dan wisatawan pun bebas keluar masuk kawasan ancient town

Ini loket penjualan tiketnya , dan kami lewat aja ngak bayar

Maskot dari Kota Warisan Dunia/World Heritage adalah The Japanese Covered Bridge . Nama Vietnam asli jembatan ini adalah ” Lai Vien Kieu ” . jembatan ini dibangun oleh orang masyarakat Jepang yang tinggal di Hoi An dan sempat di jadikan rata pada saat penjajahan Francis, dan pada tahun 1986 di lakukan renovasi besar-besaran dan  bentuknya dikembalikan kembali kepada bentuk awal dibuat yaitu melengkung sehingga Japanese Covered Bridge dianggap milik masyarakat Jepang di Hoi An ,jembatan ini dibangun pada awal abad 17 perjalanan ke Hoi An tidak akan lengkap  tanpa mengunjungi Japanese Covered Bridge 


 Japanese Covered Bridge
 Jembatan Hoi An


 Melihat destinasi berikutnya...
Capeee...istirahat dulu....
Di Hoi An kami sempatkan mampir di salah satu toko untuk membeli beberapa kaos karena persediaan baju kami telah menipis



Harga Kaos berkisar USD 3 -5



Apa ini yaaa???







Beli tas selempang buat si cewek....

Meluruskan kaki dulu di seberang sungai…















  
 Setelah puas mengelilingi kawasan wisata ini kami balik ke kantor Sinh Tourist Cafe


Waktu menunjukan pukul 17.30 kantor Sinh Tourist sudah penuh dengan para penumpang dari berbagai macam negara
Sekitar jam 18.00 Sleeping Bus Sinh Tourist yang akan membawa kami ke Nha Trang datang
Ini penampakannya...







Pukul 18.30  sleeping bus berangkat, sebelum masuk kita sempetkan wudhu dulu, sandal atau sepatu harus di lepas dan satu per satu dimasukan dalam plastik yang sudah disiapkan oleh kernet bus. Selanjutnya kami menuju Nha Trang……kota yang di juluki “Bali” nya Vietnam….


Lanjut part 4 di Nha Trang….








No comments:

Post a Comment