Friday, March 17, 2017

Poipet - Aranyaprathet - Bangkok Hari ke 10-11 (Part 5)

 BACKPACKERAN  DI HO CHI MINH-HANOI-DA NANG-HOI AN-NHA TRANG-PNOMPH PENH-POIPET-ARANYAPRATHET-BANGKOK-HATYAI-PENANG-MALAKA-KUALA LUMPUR
16D 15N / 19 DES 2016 -03 JAN 2017

Hari ke 10
POIPET – ARANYAPRATHET  – BANGKOK


Poipet Commune adalah sebuah kota yang merupakan “zona khusus” karena merupakan perbatasan utama dengan Thailand (Aranyaprathet) dengan bagian barat-laut Kamboja. Posisi geografis perbatasan ini mempengaruhi ras, bahasa, dan budaya di kota kecil ini. Kota Poipet mengalami perkembangan yang pesat melebihi bagian lain yang terus berkembang untuk menjadi sebuah kota besar. Pada tahun 2012 berhektar-hektar tanah berupa rawa dan belukar tandus berubah menjadi komplek-komplek perkantoran dan apartemen, Kegiatan lintas batas Thailand-Kamboja ini telah membuat kota Poipet semakin tumbuh cepat.



Poipet menjadi daerah transit bagi para traveler internasional setelah mereka menjelajahi Thailand (Bangkok dan sekitarnya) untuk kemudian melanjutkan perjalanan menuju daerah-daerah wisata terkenal di Kamboja. Poipet memiliki tarif harga lebih murah bagi para wisatawan ketimbang di belahan sisi lain (Aranyaprathet/Thailand). Poipet menjadi kota transit bagi wisatawan untuk menuju Siem Reap, Tonle Sap Lake, Battambang Phnom Penh, hingga Ho Chi Minh (Vietnam) Disamping itu, Poipet sendiri menyediakan sisi wisata lain bagi para turis yaitu wisata game dan entertainment berupa casino-casino bertaraf internasional, serta berbagai jasa leisure lain yang disediakan oleh hotel-casino.
 
Para wisatawan yang sengaja datang untuk Poipet (bukan transit) umumnya adalah wisatawan yang melirik hiburan permainan taruhan, karaoke, klub-klub malam yang umum disediakan oleh beberapa Hotel-Kasino bertaraf Internasional. Poipet menjadi sasaran utama para pengunjung kasino dari warga negara tetangga (Thailand)--berhubung bisnis kasino belum mendapat legalitas dari otoritas Thailand. Sekalipun demikian Poipet juga telah menarik pengunjung Kasino dari banyak daerah lain di Asia-Tenggara hingga Asia-Timur (Cina-Korea-Jepang). Kota Poipet berkembang oleh keberadaan Hotel-Casino-Apartment ini.

Sayang para wisatawan yang datang ke Poipet segera memiliki kesan buruk ketika mereka hendak memasuki kota ini. Hal ini diakibatkan oleh pelayanan petugas dan gedung imigrasi yang seadanya,  Kebersihan koridor, kualitas ruangan seadanya, intinya tidak terlihat seperti “pintu gerbang” masuk sebuah negara. 
Belum ditambah seketika wisatawan sampai, mereka segera disambut oleh para pengemis, pencopet, maupun para penipu (yang berusaha menguras dompet wisatawan). Praktik kegiatan pengemis ini seringkali menggunakan anak-anak kecil. Terlepas dari itu semua, pada kenyataannya Poipet adalah tempat yang potensial dan strategis sebagai kota transit dan pariwisata permainan serta hiburan.Poi Pet adalah wilayah perbatasan antara Negara kamboja dengan Negara Thailand
Kami sekeluarga tiba di Poipet pada tanggal 28 Desember 2016/hari Kesepuluh dalam perjalanan kami dari Ha Noi hingga Kuala Lumpur.
Alhamdulillah pukul 05.30 kami sampai di Poi Pet dan Hotel Bus Virak Buntham berhenti tepat di seberang border departure Kamboja – Thailand.

Disebelah bus,  lesplang warna hijau departure gate imigrasi Kamboja
Setelah turun dari bus kami langsung ngantri di imigrasi, Departure Gate imigrasi kamboja persis di pinggir jalan, tanpa halaman depan, sehingga debu-debu dan suara dari mobil dan bus yang melintasi didepan imigrasi dapat terdengar ketika kita lagi antri,   di imigrasi Poipet (Kamboja)  kita harus selalu berhati-hati soalnya ada banyak scam, (penipuan) dan perilaku koruptif yang dilakukan oleh petugas-petugas imigrasinya, dan Menurut pengalaman beberapa backpacker yang sudah pernah ke sini, bahwa untuk pengurusan paspor dan visa  beberapa petugas imigrasi  meminta imbalan yang tidak sesuai dengan biaya yang telah di tetapkan


Dan isteri saya mengalaminya sendiri, ketika sedang berhadapan dengan petugas imigrasi , petugas tersebut meminta uang 100 Baht untuk menstempel pasport, sembari melambai-lambaikan uang 100 Baht dan mengatakan 0ne Hundred Baht, akan tetapi kami bilang No Have Money sambil memasang muka cuek, apalagi turis eropa yang ngantri didepan kami juga tidak ada memberi uang. Akhirnya passpor itu juga tetap di cap dan di kembalikan kepada isteri tanpa memberikan imbalan sepeserpun. Alhamdulillah...
Selepas keluar dari imigrasi Kamboja kita akan berjalan sekitar 200 meteran menuju pintu kedatangan Imigrasi Thailand yang letaknya di Lantai 2,
Kondisi jalan di wilayah abu-abu ( antara border Kamboja dan Thailand) cukup megenaskan, kiri kanan bangunan adalah Casino-Casino, sementara sisi lainnya pengemis, pedagang, pekerja dan penipu menjadi satu.

Ini Casino di daerah abu-abu








Selamat tinggal Kamboja.... 
Kondisi badan jalan penuh dengan galian, debu dan sampah yang berserak di pinggir jalanan. Itu bangunan yang berwarna Kuning Emas adalah Imigrasi Thailand
 Jembatan Perdamaian Kamboja-Thailand
Memasuki border Thailand
Ini Ruang Tunggu lantai 1, untuk ruang imigrasi ada di lantai 2

Di ruang tunggu lantai 1 ini semacam aula besar yang pagi ini sudah dipenuhi oleh ratusan pekerja dari kamboja yang lagi menunggu ijin untuk masuk ke wilayah Thailand, kita yang merupakan wisatawan langsung saja menuju lantai 2 dan sebelum menuju lantai dua  ada petugas yang akan memberikan Arrival Card untuk di isi terlebih dahulu 
Kami mengisi terlebih dahulu Arrival Card dan setelahnya kami masuk keruang imigrasi dan terlihat antrian yang sudah mengular-ngular, dan ketika kami lihat hanya 3 loket imigrasi saja yang buka,  so…kami hanya bisa bilang ke anak-anak sabar dan dinikmati sajalah…
Oh ya di sini jangan harap mendapatkan basa-basi ataupun senyuman dari petugas imigrasi, he he he…hampir semua petugas imigrasinya ngak ada senyum, bawaanya marah semua……karena memang dari buka hingga tutup, imigran dan wisatawan silih berganti sehingga sangat menguras tenaga petugas imigrasinya.
Kami di imigrasi Thailand antri sekitar 2,5 Jam….
 Keluar imigrasi Thailand tas harus di X ray
 Keluar dari border kita menuju pangkalan tuk-tuk 

Setelah tawar-menawar akhirnya kami minta diantar ke Stasiun Aranyaprathet yang jaraknya sekitar 2 km  dari border dan dapat harga Tuk tuk : 80 Bhat

Sesampainya di Stasiun Aranyaprathet kami langsung membersihkan diri, Alhamdulillah disini toiletnya sangat bersih dan bisa untuk mandi. Selesai membersihkan badan kami keluar jalan kaki ke Sevent Eleven  untuk membeli makanan.
Untuk mencari seven eleven di dekat stasiun Aranyaprathet cukup mudah tinggal keluar stasiun, ambil kekiri sekitar 200 meter sebelah kiri.


Sambil menunggu kereta datang dan loket buka kami foto-foto dulu.
Alhamdulillah ketika kami datang stasiun ini tampak sepi dan lenggang jadi kami bisa nyantai.
 




Kamar mandi dan toiletnya bersih bangeet 
Loket penjualan tiket Aranyaprathet – Bangkok baru di buka jam 13.00 dan  tiket hanya bisa dibeli di stasiun/on the spot dengan jarak sekitar 250 Km Aranyaprathet – Bangkok dapat di tempuh dalam waktu sekitar 6 jam.
Selain kereta api transportasi dari Aranyaprathet – Bangkok juga dapat di tempuh dengan menggunakan Bus dan Minivan dengan kisaran harga 200  Baht/orang sementara untuk tiket kereta api harga tiketnya sebesar 48 Baht/orang.

Kondisi kereta api Aranyaprathet – Bangkok menurut kami nyaman saja, seperti kondisi kereta api ekonomi di Indonesia, yang membedakan mungkin kereta api ekonomi di Thailand lebih bersih, dan untuk konsumsi tidak perlu kuatir  banyak penjual buah dan minumanan, jadi ngak bakalan kelaparan selama perjalanan 6 jam, sayangnya kereta api ini banyak sekali singgahnya sehingga jalannya agak lambat dan baru ketika mendekati Bangkok kereta api ini pacu kencang.



 Beginilah kondisi didalam kereta ekonomi Aranyaprathet – Bangkok

  


 Siap-siap karena sebentar lagi kereta akan berhenti di Stasiun Hua Lampong



Alhamdulillah sampai juga kita di Bangkok
Pukul 19.45 kami tiba di Stasiun Hua Lampong Bangkok dan bergegas kami mencari Rumah Makan Halal yang kami baca dalam beberapa artikel terletak di dalam stasiun Hua Lamphong, untuk itu kami sempat bertanya kepada resepsionis di loket informasi, dan diinformasikan rumah makan halal terletak di Food Court di belakang loket informasi
  Kami sedang ngantri untuk pesan makanan
Selesai makan kami keluar dari Stasiun dan berjalan kaki untuk mencari Train Guesthouse yang letaknya tidak begitu jauh dari Stasiun Hua Lampong.
Hotel Train GuestHouse sangat strategis dan terletak di samping kiri dari Stasiun Kereta Api Hua Lamphong Bangkok, hotelnya bersih dan tersedia air minum dingin dan hangat untuk resevasi pelayanan 24 jam, sehingga traveler yang datang tengah malam ngak perlu kuatir, selalu ada orang di meja resepsionis.
Kami melakukan reservasi di di Train Guesthouse melalui www.hotel.com dengan menggunakan 2 kamar, adapun harga perkamarnya adalah Rp. 146.000.
Train guesthouse Hua Lamphong Bangkok
  Penampakan pagi hari Train Guesthouse


HARI KE SEBELAS
BANGKOK

Pukul 08.00 kami Check out dan titip tas terlebih dahulu di respsionis hotel  karena kita akan jalan-jalan ke Grand Palace (Maharat Road)
Kami menunggu bus no.53 jurusan Garden Palace didepan Train Guest House, banyak sekali bus di stasiun kereta Hua Lamphong dengan berbagai tujuan di Bangkok, hari itu kebetulan sebagian bus (milik pemerintah) di gratiskan untuk menghormati masa berkabung meninggalnya raja Bhumibol.

 Kondisi didalam bus (gratis)
Perjalanan dari Stasiun Hua Lamphong ke Grand Palace sekitar 30 menit, dan ketika sampai di Grand Palace, kernet bus akan memberitahukan kita bahwa kita harus turun di sini.




Tidak berapa lama kami sampai di kawasan Grand Palace, suasana berkabung masih sangat terasa disini, rame dan penuh orang-orang dengan pakaian hitam-hitam, pelajar, traveler dan banyak sekali tentara dan polisi 


Kami terus saja ikut rombongan orang-orang yang berjejal dan antri memasuki depan Grand Palace dengan maksud ingin berfoto di lapangan di depan grand palace tanpa masuk istana, karena untuk masuk Grand Palace HTM nya sekitar 500. Baht/orang, akan tetapi pada hari itu pintu istana terbuka untuk umum dan banyak sekali traveler yang masuk tanpa membayar HTM, emang lagi rezeki kali ya, hari itu masuk Grand Palace gratis, untuk memberikan penghormatan pada sang Raja Bhumibol

Sesampainya di dalam istana raja, kebetulan kami memakai celana pendek jadi kami harus ngantri dulu untuk ganti celana panjang yang sudah disediakan oleh pihak  istana dan kita mesti deposit sebesar 200 Baht/orang


 Lagi ngantri pinjam celana panjang







 Puas berkelililng kami ke tempat pengembalian celana dan mengambil kembali uang deposit dan kami pun keluar…

Selanjutnya kami menuju dermaga/Pier Tha Chang (Grand Palace), dermaga ini terletak disebelah kiri dari Grand Palace dan untuk masuk ketempat ini akan melewati pedagang-pedangan asongan, di perlukan kewaspadaan disini untuk menolak tawaran-tawaran makelar untuk menggunakan boat secara privat dimana  mereka akan mengatakan adanya wat/candi yang baru di temukan, yang semuanya sebenarnya adalah scam/tipu-tipu

 Dermaga/Pier Tha Chang (Grand Palace)
Ini jalur kapal/boat ChaoPraya 
Tujuan kami dari dermaga/pier Tha Chang (Grand Palace) akan menuju Sathorn (Taksin)Pier/ Central Pier, untuk selanjutnya akan menggunakan BTS di Stasiun Saphan Taksin menuju BTS National Stadium dan kemudian berjalan kaki menuju mall MBK
Untuk naik kapal di ChaoPraya ada 2 jenis kapal yang sering lewat yaitu, warna kuning buat traveler seharga 40 baht/orang yang dibeli melalui loket sebelum kita naik kapal dan bendera orange yaitu kapal yang merupakan transportasi masyarakat local seharga 15 baht/orang yang pembayarannya dilakukan diatas kapal.

Kapal berbendera Orange

Kami ikut kapal berbendera orange seharga 15 baht/orang dan kami hanya membayar sebanyak 60 baht, anak kami yang masih kecil tidak dihitung, dan pada saat kami naik kapal tersebut penuh sesak, mungkin karena murah meriah, dan baru kosong ketika sampai di Pier Sathorn
 







 Suasana di dalam kapal…
Dalam perjalanan ini kami akan turun di dermaga/pier Sathorn  dan selanjutnya berjalan kaki menuju stasiun BTS Saphan Taksin, akan tetapi kami turun di dermaga/pier pemberhentian terakhir yaitu Rajsingkorn Pier, alhasil kami harus berjalan kaki cukup jauh untuk menuju stasiun BTS Saphan Taksin



Setibanya di stasiun BTS Saphan Taksin kami membeli tiket ke Stasiun BTS National Stadium sebesar 35 Baht/orang

  


Kami akan turun di Stasiun BTS National Stadium ikuti saja petunjuk yang sudah tertera  untuk menuju Mall MBK







Selesai jalan-jalan di mall MBK dan membeli beberapa kaos, selanjutnya kami menggunakan taksi menuju stasiun Hua Lamphong, taksi berwarna pink dengan argo, dan biaya yang kami bayar sekitar 90 Baht.
 
Sesampainya di Stasiun Hua Lampong kami menuju Sevent Eleven untuk membeli makanan yang letaknya tidak jauh dari penginapan kami
Oiya banyak barang yang dijual di minimarket Seven Eleven adalah barang yang sering kita beli di Indonesia ataupun Malaysia dan banyak yang berlebel halal jadi kita tidak perlu takut untuk membelinya. Selesai membeli makanan kita ambil tas ransel di Train Guesthouse dan kita kembali lagi ke Stasiun Hua Lampong. Disini kita makan siang dan solat jamak terlebih dahulu sebelum berangkat menuju perjalanan berikutnya yaitu HATYAI
Dari stasiun Hua Lamphong kami naik bus no 40 untuk menuju Terminal New Bangkok Southern Bus Terminal  ( Sai Tai Taling Chan )  dengan waktu tempuh selama 1 jam
Tiket Bus : 13 Baht/orang
Menunggu bus No 40  di seberang Stasiun Hua Lampong

Tiket Bus No 40…13 Baht
 Bus No 40 full AC 
 Pukul 16.00 kami sampai di Terminal New Bangkok Southern Bus Terminal  ( Sai Tai Taling Chan ) 
Kami langsung menuju counter tiket dilantai 3 untuk menukarkan bukti electronic tiket yang kita beli secara online dengan tiket manual dari perusahaan bus
  Counter tiket
Kami istirahat sejenak di ruang tunggu di lantai 3, di terminal ini juga sudah seperti mall, karena banyak sekali orang yang berjualan dengan macam-macam jualan, dan di terminal ini juga terdapat mushola yang terletak di dekat platform/peron/gate ketika kita mau turun di ruang tunggu, musholanya kecil dan tidak pernah sepi oleh umat muslim terutama dari Thailand Selatan yang akan menunaikan solat sebelum melanjutkan perjalanan.
Bus Thailand rada mirip semua warnanya dan banyak sekali trayeknya sehingga ketika kita mau naik perlu memperhatikan tujuan, jam keberangkatan dan platform/peron/No Gatenya

Harga tiket Bus Bangkok ke Hatyai kami beli seharga 643 Baht/orang melalui website www.thaiticketmajor.com , dan untuk membelinya kita harus menjadi member terlebih dahulu dengan mendaftarkan identitas kita, harga di website www.thaiticketmajor.com lebih murah dari website lainnya (easybook ataupun busonline) kami berlima hanya dikenakan fee sebesar 100 baht untuk 5 buah tiket.


Bus yang kami naiki adalah perusahaan   bus transport.co type  double decker VIP 40 Seat dengan fasilitas toilet, selimut, air mineral, jus kotakan, roti dan kupon makan gratis (tidak kami gunakan) dan pagi hari disediakan kopi.
Selain type bus Double Decker VIP 40 seat, tersedia juga VIP 45 seat (643 baht), 36 Seat (750 baht) dan 21 Seat (1000 baht)  dengan fasilitas yang berbeda-beda sesuai harga.
Jarak Bangkok ke Hatyai sekitar 1000 Km dan di tempuh dalam waktu sekitar 13-14 jam dan pukul 17.00 Bus Double Decker telah tiba di flatform 26 dan segera kami memasukan bagasi di tempat yang telah disediakan oleh kernet bus dan sesuai schedule jam 17.30 Bus meninggalkan Terminal New Bangkok Southern Bus Terminal  ( Sai Tai Taling Chan ) menuju Hatyai Bus Terminal
Kondisi didalam bus double decker ini full AC, kita di beri selimut dan snack juga air putih kemasan botol..

Cerita Selanjutnya…... HATYAI dan PENANG